ayat Allah


Kamis, 01 Januari 2015

Sedikit Catatan Ingatan Bersama Kawan-kawan III Intensif D

“Saya memang tak sehebat Soekarno, yang hanya dengan sepuluh pemuda, mampu menggoncangkan dunia. Tapi saya yakin, tiga puluh pemuda yang kini bersama saya, akan menggoncangkan dunia lebih kencang.”
Jika saya ditanya, apa itu kreatif? Saya akan menjawab “kreatif adalah apa yang mereka kerjakan dan lakukan” sambil menunjuk anak-anak yang sedang belajar di ruang empat Al-Munir. Mereka anak-anak kreatif. Jujur pertama kali saya masuk dalam kelas ini saya merasa ada sensasi yang berbeda dalam kelas ini. Ada getaran ketika saya memandang tiga puluh pasang mata yang tengah berbaris rapi di depan saya ketika itu. Saya jatuh cinta. Ya, saya jatuh cinta pada mereka.
Memasuki ruang kelas mereka, saya seperti memasuki kebun binatang. Bukan saya menyerupakan sifat-sifat mereka dengan binatang. Tapi hanya perumpamaan sederhana yang membuat saya tersenyum sendiri membayangkannya. Di kelas ini ada seekor ular, singa, macan, gajah, kancil, buaya, dan masih banyak yang lain. Jika saya tidak berhati-hati dalam mengenal mereka dan membimbing mereka, bisa jadi saya yang mati konyol jadi santapan makan siang.
Kelas III Intensif D. saya memberi nama kelas ini kelas kreatif, karena saya sadar orang-orang yang ada di dalamnya adalah orang-orang yang kreatif. Para santri yang saya yakin akan memberikan kontribusi pemikiran dan merubahan peradaban dunia. InsyaAllah.
Enam bulan, dengan kata lain satu semester sudah saya berada di kelas ini. Mengenal satu-persatu kepribadian santri yang saya rasa memang perlu untuk dikenal lebih dekat. Disini saya faham. Membandingkan setiap kepribadian mereka lalu menafsirkannya dalam keseharian mereka. Dan mereka luar biasa. Ada beberapa santri yang
saya rasa sulit untuk mengenali kepribadiannya, tapi dengan segala susah payah akhirnya saya berhasil juga mengenalinya.
Tidak mudah melupakan mereka begitu saja. Melepas pun sebenarnya saya berat. Mereka masih perlu bimbingan untuk melangkah lebih jauh. Untuk itu saya tidak membatasi jabatan dalam bimbingan ini. Saya berjanji. Hingga saya wisuda nanti, mereka akan tetap berada dalam pengawasan saya.
Hannan, Agus, Amar, Ilham, Anang, Andri, Hadi, Faiz, Hakim, Haqiqi, Rohim, Fani, Syauqi, Sholeh, Irfan, Rasyidi, Najmul, Rofiqi, Yayan, Muctar, Nafi’, Roby, ‘Ain, Habibi, Daus, Usri, Aziz, Faiq, Syifa’, dan Mahmudi. Kakak tidak akan pernah lupa. Seperti apa yang kalian tulis dalam surat-surat itu. Mungkin setelah ini semua, akan ada yang berbeda. Kita akan sedikit menjauh. Entah kalian atau saya yang menjauh. Entahlah. Tapi perlu kalian ketahui dalam hati terdalam saya, saya tidak akan pernah melupakan kenangan bersama kalian dalam kelas kreatif, kelas III Intensif D. terima kasih kalian telah mau menjadi kawan-kawan dan adik-adik saya.
Ingat, jika nanti kita semua berpisah karena keadaan. Saya berdoa agar bisa dipertemukan lagi dengan kalian. Dipertemukan dalam keadaan yang menyenangkan pastinya. Disaat semua dari kita telah menemukan kesuksesan dalam hidupnya.
Ust. Mahdy Ashiddieqy. Wali kelas yang saya rasa perlu diteladani anggota-anggotanya, termasuk saya pribadi sebagai muharrik di kelas III Intensif D. Saya senang bisa bersama antum mengenal mereka (anak-anak III Intensif D). Seperti yang banyak dikatakan oleh anak-anak, meskipun antum dipenuhi dengan kesibukan mengurus masjid, antum masih menyempatkan diri untuk mendidik anak-anaknya. Jujur, saya kagum dengan antum. Saya juga minta maaf, karena mungkin saya pernah sedikit banyak merepotkan pekerjaan antum. Ketika saya lalai mematikan AC perpustakaan barangkali, atau kesalahan-kesalahan lain yang tidak saya sadari. Tapi saya bangga bersama antum berada di tengah-tengah mereka.
III Intensif D. Selamat berjuang! Jalan kalian masih panjang. Tetap kreatif hingga Dunia bergoncang lebih kencang karenanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar